Indoparlenews.co Prabumulih | Pemerintah Kota Prabumulih, berhasil menurunkan angka stunting dimana pada tahun 2021 ada 190 kasus Stunting turun sebesar 22%, tahun 2022 ada 91 kasus stunting turun 12.3%, tahun 2023 ada 79 kasus stunting, sekarang Maret 2024, tersisa 61 kasus stunting artinya turun menjadi 0,47%.
Pemkot Prabumulih terus fokus menekan angka stunting di Kota Prabumulih, untuk menekan angka stunting dapat turun, Penjabat (Pj) Walikota Prabumulih, H Elman ST MM, selama kurun beberapa bulan ini beliau telah memerintahkan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan pemkot Prabumulih agar ‘keroyokan’ alias bersama-sama menangani dalam menangani kasus stunting yang tersebar di 13 Kelurahan/Desa yang ada di Kota Prabumulih.
Agar angka stunting turun sambung Elman, pihaknya meminta kepada seluruh OPD untuk terus melakukan pemantauan dan melaksanakan kegiatan penanganan dan pencegahan stunting tersebut.
“Peran OPD termasuk Dinkes, Ketahanan Pangan, Puskesmas, Posyandu, PKK, Camat dan Lurah seluruhnya harus turun dan datang langsung ke rumah bye name bye addres,” tegasnya.
Tak hanya sekedar turun langsung ke rumah penderita stunting, OPD tersebut juga harus memberikan bantuan termasuk tambahan gizi, bantu membuatkan KK dan KTP, melakukan bedah rumah jika rumah penderita stunting tidak layak huni dan lainnya.
“Oleh karena itu kita minta seluruh stakeholder harus berjalan dan fokus untuk penurunan stunting,” tegasnya
PJ Walikota Prabumulih H Elman ST MM, menerangkan bahwa per Desember 2023 ada 79 kasus stunting dan sekarang Maret 2024 tinggal tersisa 61 orang lagi dan ini harus kita tuntaskan dalam waktu 1 tahun, jadi setiap minggu tim itu harus mendatangi mereka dan melihat perkembangan mereka,” ucapnya seraya menjelaskan penyebab utama stunting di Kota Prabumulih karena faktor ekonomi dan juga pernikahan dini.
Liputan: Chairo Raja Angkara